0
0
Konflik global kini tidak hanya terjadi di medan perang fisik, tapi juga di dunia maya. Perang siber antarnegara menjadi senjata baru yang bisa melumpuhkan lawan tanpa peluru.
AS, Rusia, Tiongkok, hingga Iran dituduh melakukan operasi siber besar-besaran. Targetnya bervariasi, mulai dari sistem keuangan, jaringan listrik, hingga infrastruktur komunikasi.
Serangan siber ini sulit dilacak. Tidak seperti serangan militer, pelaku bisa menyembunyikan identitas mereka, membuat tuduhan balasan sering berujung spekulasi.
Dampaknya bisa sangat serius. Bayangkan jika sistem perbankan nasional diretas, atau jaringan listrik sebuah kota besar lumpuh selama berhari-hari.
PBB telah menyerukan aturan internasional untuk membatasi penggunaan senjata siber, namun belum ada kesepakatan global.
Sementara itu, negara-negara terus memperkuat pertahanan digital mereka. Anggaran keamanan siber nasional meningkat pesat di seluruh dunia.
Kesimpulannya, perang siber adalah realitas baru. Dunia harus siap menghadapi konflik yang tak terlihat, namun memiliki dampak sebesar perang fisik.
