Thrifting Culture: Belanja Bekas Jadi Gaya

Thrifting Culture: Belanja Bekas Jadi Gaya

0 0
Read Time:49 Second

Jika dulu barang bekas sering dianggap kuno, kini tren thrifting culture mengubah pandangan itu. Belanja baju bekas justru jadi gaya hidup modern yang digemari generasi muda.

Thrifting bukan hanya soal hemat, tapi juga soal keberlanjutan. Dengan membeli barang bekas, orang membantu mengurangi limbah tekstil yang menjadi masalah global.

Keunggulannya adalah keunikan. Barang thrift sering kali satu-satunya, memberi gaya personal yang tidak bisa didapat di toko besar.

Media sosial ikut memperkuat tren ini. Banyak influencer fashion memamerkan hasil thrifting mereka dengan tampilan stylish dan berkelas.

Selain itu, thrifting juga membuka peluang bisnis baru. Banyak toko online lahir dari hobi mencari barang bekas berkualitas.

Namun, tantangan ada pada stigma. Masih ada yang menganggap barang bekas tidak higienis atau kurang prestise.

Meski begitu, tren thrifting terus berkembang pesat. Bahkan brand besar mulai merilis program second-hand resmi untuk mengakomodasi permintaan ini.

Thrifting culture adalah bukti bahwa fashion tidak harus mahal untuk jadi keren.

Gaya hidup ini mengajarkan bahwa keberlanjutan dan kreativitas bisa berjalan seiring.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %