Transportasi berat seperti truk menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar. Kini, industri melirik truk hidrogen sebagai solusi ramah lingkungan.
Berbeda dengan EV berbasis baterai, truk hidrogen menggunakan sel bahan bakar yang menghasilkan listrik melalui reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen.
Keunggulannya adalah waktu pengisian cepat, hanya beberapa menit, dibanding EV baterai yang butuh berjam-jam. Selain itu, truk hidrogen mampu menempuh jarak lebih jauh dengan beban berat.
Hyundai, Nikola, dan Toyota sudah menguji truk hidrogen di berbagai negara. Hasilnya menjanjikan, meskipun biaya produksi masih tinggi.
Tantangan utama adalah infrastruktur. Stasiun pengisian hidrogen masih sangat terbatas, membuat adopsinya lambat.
Namun, banyak negara mulai berinvestasi dalam jaringan hidrogen nasional, terutama di Eropa dan Asia.
Kesimpulannya, truk hidrogen bisa menjadi game changer di industri logistik. Dengan dukungan infrastruktur, mereka bisa menggantikan truk diesel dalam dekade mendatang.